Selasa, 28 Februari 2012

CER-MIN : Midnight Sun Untuk Mayang

Katanya dia memikirkan aku, katanya dia kangen aku, tapi sekarang dia malah begitu. Ukh kesal. Kenapa sih kami harus di pertemukan lagi, pertemuan itu kan pasti ada alasannya. Apa maksudnya Allah mempertemukan kami lagi. Arg! Aku bisa gila jika seperti ini terus. Mengapa dia selalu berkeliaran di pikiranku hingga membuatku pusing, kepalaku tambah mumet, cenat-cenut. Dia nggak mau hilang dari pikiranku.

Mayang menggerutu dalam hatinya. Dia kesal tidak bisa tidur semalaman ini. Tubuh lelahnya memang terbaring, tapi matanya masih tetap terbuka tajam. Berulang kali dia membalikkan badan ke kanan dan ke kiri, tengkurap dan telentang, tetap saja tidak bisa tidur. Dia mencoba menutup mata, tapi otaknya tidak mau beristirahat, selalu saja pria itu berwara-wiri di otaknya. Padahal Mayang sudah banyak masalah dalam hidupnya, malah pria itu membuat Mayang semakin tak karuan.

Jam yang menempel di dindingnya menunjukkan pukul dua lewat tiga puluh lima dini hari. Mayang telah menyerah dengan usahanya untuk menidurkan diri dan pikirannya. Mayang kemudian beranjak dari ranjangnya dan mulai menuju kamar mandi. Mayang menampung air keran di kedua tangannya dan mengusapkan pelan ke wajahnya. Kemudian ia membasuh lengan kanan dan kirinya, mengusapkan air ke ubun-ubunya, mengusap telinga kanan dan kirinya dan terakhir membasuh kaki kanan dan kirinya, masing-masing sebanyak tiga kali. Ia sedang berwudhu.

Mayang kembali ke kamarnya di lantai dua. Mengelar sajaddah menghadap kiblat dan memasang mukena ke tubuhnya, ia memulai sholat malamnya. Baguslah apa yang dilakukan Mayang, ketika dia tidak bisa memejamkan mata untuk melelapkan dirinya dalam tidur, ia menggantinya dengan sholat malam menghadap yang kuasa dan mengadukan apa yang sedang terjadi padanya hingga dia tidak bisa tidur malam itu. Bonusnya ia juga meminta apa yang hendak ia capai dan inginkan selama ini.

Mayang berdoa dan mengadu pada Allah SWT sambil berlinang air mata. Mulutnya yang berucap terasa bergetar. Matanya memerah sembab diiringi hidungnya yang memerah mulai berair juga. Mayang menyadari bahwa masalah yang di hadapinya adalah cobaan dari Allah SWT, makanya ia dengan kesungguhan hati berusaha ikhlas. Namun Mayang hanyalah manusia biasa bukan Nabi ataupun Malaikat yang berhati mulia.

Mayang tak berhenti di akhir doanya, ia kemudian membuka sebuah buku Yasin dan mulai mengumandangkan ayat-ayat tersebut. Ia terbiasa melantunkan ayat-ayat itu dikala ia sedang gundah dan sedih, Surah Yasin itu akan membantunya melegakan hatinya.

“Alhamdulillah...” Maya berujar sambil mengelus dadanya dengan telapak tangannya setelah ia selesai membaca Surah Yasin. Pikirannya kini mulai merasa lebih baik.

Pukul empat kurang dini hari, Mayang merebahkan tubuhnya lagi diranjang dengan rileks, Mayang mulai merasa matanya berat dan akhirnya Mayang terlelap. Pria itu memang sudah tak menggangu pikirannya, tetapi pria itu kini malah hadir lagi di dalam mimpinya. Meski itu hanyalah sebuah mimpi, namun Mayang bisa mereguk kebahagiaan sekejap dalam jiwanya. Mayang tidur dengan wajah cerah dan bibir yang tersenyum.

The End....

Ditulis di Semarang, Awal Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar