Katanya dia memikirkan aku, katanya dia kangen aku, tapi
sekarang dia malah begitu. Ukh kesal. Kenapa sih kami harus di
pertemukan lagi, pertemuan itu kan pasti ada alasannya. Apa maksudnya
Allah mempertemukan kami lagi. Arg! Aku bisa gila jika seperti ini
terus. Mengapa dia selalu berkeliaran di pikiranku hingga membuatku
pusing, kepalaku tambah mumet, cenat-cenut. Dia nggak mau hilang dari
pikiranku.
Mayang
menggerutu dalam hatinya. Dia kesal tidak bisa tidur semalaman ini.
Tubuh lelahnya memang terbaring, tapi matanya masih tetap terbuka tajam.
Berulang kali dia membalikkan badan ke kanan dan ke kiri, tengkurap dan
telentang, tetap saja tidak bisa tidur. Dia mencoba menutup mata, tapi
otaknya tidak mau beristirahat, selalu saja pria itu berwara-wiri di
otaknya. Padahal Mayang sudah banyak masalah dalam hidupnya, malah pria
itu membuat Mayang semakin tak karuan.
Jam yang menempel
di dindingnya menunjukkan pukul dua lewat tiga puluh lima dini hari.
Mayang telah menyerah dengan usahanya untuk menidurkan diri dan
pikirannya. Mayang kemudian beranjak dari ranjangnya dan mulai menuju
kamar mandi. Mayang menampung air keran di kedua tangannya dan
mengusapkan pelan ke wajahnya. Kemudian ia membasuh lengan kanan dan
kirinya, mengusapkan air ke ubun-ubunya, mengusap telinga kanan dan
kirinya dan terakhir membasuh kaki kanan dan kirinya, masing-masing
sebanyak tiga kali. Ia sedang berwudhu.
Mayang kembali ke
kamarnya di lantai dua. Mengelar sajaddah menghadap kiblat dan memasang
mukena ke tubuhnya, ia memulai sholat malamnya. Baguslah apa yang
dilakukan Mayang, ketika dia tidak bisa memejamkan mata untuk melelapkan
dirinya dalam tidur, ia menggantinya dengan sholat malam menghadap yang
kuasa dan mengadukan apa yang sedang terjadi padanya hingga dia tidak
bisa tidur malam itu. Bonusnya ia juga meminta apa yang hendak ia capai
dan inginkan selama ini.
Mayang berdoa dan mengadu pada
Allah SWT sambil berlinang air mata. Mulutnya yang berucap terasa
bergetar. Matanya memerah sembab diiringi hidungnya yang memerah mulai
berair juga. Mayang menyadari bahwa masalah yang di hadapinya adalah
cobaan dari Allah SWT, makanya ia dengan kesungguhan hati berusaha
ikhlas. Namun Mayang hanyalah manusia biasa bukan Nabi ataupun Malaikat
yang berhati mulia.
Mayang tak berhenti di akhir doanya,
ia kemudian membuka sebuah buku Yasin dan mulai mengumandangkan
ayat-ayat tersebut. Ia terbiasa melantunkan ayat-ayat itu dikala ia
sedang gundah dan sedih, Surah Yasin itu akan membantunya melegakan
hatinya.
“Alhamdulillah...” Maya berujar sambil mengelus
dadanya dengan telapak tangannya setelah ia selesai membaca Surah Yasin.
Pikirannya kini mulai merasa lebih baik.
Pukul empat
kurang dini hari, Mayang merebahkan tubuhnya lagi diranjang dengan
rileks, Mayang mulai merasa matanya berat dan akhirnya Mayang terlelap.
Pria itu memang sudah tak menggangu pikirannya, tetapi pria itu kini
malah hadir lagi di dalam mimpinya. Meski itu hanyalah sebuah mimpi,
namun Mayang bisa mereguk kebahagiaan sekejap dalam jiwanya. Mayang
tidur dengan wajah cerah dan bibir yang tersenyum.
The End....
Ditulis di Semarang, Awal Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar