Rabu, 29 Februari 2012

ASA NYATA

Kasih...
Benih hati semakin subur
Berkembang pada genta cintaku
Menabur asa dinuansa anganku
Memberi harap pada hatiku


Kasih...
Sayangku semakin menyebar disudut bilik hatiku
Merongrong belai tapakmu
Meresapi setiap langkah pada bias kisah kita
Rinai-rinai embun jatuh pada desah risauku
Bergemuruh riuh
Takut lepas dari belai tanganku

Ditulis tahun 1999 di Kotabaru

ALAM BERNYANYI

Angin menderu merdu
Kesejukan menyelimuti tubuhku
Kicauan burung ikut menadakan percikan air
Awan bertebaran indah dilangit
Nuansa lazuardi menghayutkan hati
Pohon ikut menari mengikuti terpaan angin
Alam bernyanyi....

Ditulis tahun 1999 di Kotabaru

MAWAR BERSEMI DIANTARA DURI

Tik-tok jam terus berteriak
Meringkikkan jalannya waktu
Buat mawar bersemi
Dihiasi rimbunan duri

Diseberang sana
Ada mawar lain yang tumbuh kokoh
Indah, bertebar kupu-kupu merah

Sudikah pangeran,
Menyunting mawar dirimbunan duri
Sementara
Ada mawar lain yang menawarkan indahnya untuk disunting
Tanpa ada satu duripun menghadang

Pada dasarnya
Semua mawar ditakdirkan berteman dengan duri
Para penyunting diajak agar berusaha untuk menyuntingnya
Tanpa ada rasa takut dengan tusukan yang mungkin meneteskan darah...

Ditulis pada tahun 1999 di Kotabaru

Cerpen : Cinta Monyet Vs. Cinta Sebenarnya (Part 1)

"Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada nama dan tempat kejadian yang sama hanya kebetulan semata. oke..."

Gonta ganti pacar? Aku banget tuh. Saking banyaknya aku sampai lupa jumlah mantan pacarku. Yakh mungkin hampir 40 cowok kali. Sejak SMP udah mulai mengenal cinta, huhuhu cinta monyet. Bahkan sejak kecil sudah mengenal suka dengan bocah laki-laki tetanggaku, juga suka dengan anak laki-laki satu sekolah sore TPA (Taman Pendidikan Alquran, pendidikan diluar sekolah dasar). Gimana tampangnya dua cowok itu sekarang ya? Jadi penasaran.

Saat di SMP kelas satu, ada beberapa cowok kaka kelas yang mengincarku, aku cantik dan imut sih (itu kata temen-temen loh). Ada satu cowok kelas dua yang saking sukanya sama aku sampai-sampai bikin aku kesel, abis cowoknya jelek banget sih, udah hitam jerawatan pula. Tapi....... yang bikin aku seneng dia punya perantara seorang cowok yang cakep banget, aku suka temenya itu namanya Yudha, tubuhnya jangkung dan kurus, rambutnya sedikit ikal.

Proses pendekatan kami, maksudnya aku dan Yudha sangat panjang, berjalan hingga satu tahun lebih. Dia menyukaiku tapi ga berani bertindak menembakku, cuma ngasih sedikit sinyal-sinyal. Aku tahu dia sering curi-curi pandang padaku.

Aku naik ke kelas dua dan Yudha kelas tiga. Kami masih juga belum..... berpacaran. Dia amat penakut menyatakan cinta monyetnya. Sedangkan cowok-cowok lain berebut berlomba-lomba menyatakan cinta padaku. Ada yang rela kuminta seorang cowok yang menyatakan cintanya dengan menuliskan kata ‘Aku Cinta Kamu’ seribu kali dalam waktu satu hari, begitu dia memenuhi syaratku eh malah tetap saja kutolak cintanya. Ada juga yang ngotot walau udah di tolak berkali-kali masih nekat juga.

Saat ujuan kenaikan kelas, kebiasaan sekolahku semua tingkat digabung menjadi satu, misanya kelas 1A digabung dengan kelas 2A duduknya sebangku kiri si kelas 1 dan kanan si kelas 2. waktu itu aku duduk dibarisan belakang kursinya Yudha,  disanalah dia mulai berani banyak bicara, bicaranya tidak lagi mengenai temennya yang menyukaiku (dia kan perantara temennya, yakh seperti mak comblangnya kami lah).

Ujian selesai, biasanya dalam satu minggu menjelang pembagian rapor, sekolah mengadakan beberapa pertandingan antar kelas. Aku dipaksa temen-temenku untuk mengikuti lomba melukis gara-gara hasil lukisanku lumayan bagus dibandingkan temen-temen dikelas padahal aku benar-benar tidak bakat melukis, aku memang suka lukisan dan pengen jadi pelukis tapi apa boleh buat tidak berbakat. Ternyata si Yudha juga ikut lomba melukis, dia pandai melukis, lukisannya bagus. Hummm aku jadi minder dengan hasil lukisanku yang kayak anak TK, maluuuuu....

Yudha cepat menyelesaikan lukisannya, dengan terang-terangan dia memotretku disaat aku lengah, ugh aku jadi salah tingkah. Kemudian dia dan temen-temennya memanggil namaku, “Nina.....” aku berpaling kearah mereka. Jepret! Lampu blits kamera menyilaukan mataku. Mereka berhasil memotretku dengan pose yang memalukan. Aku yakin pasti poseku saat itu aku sedang berteriak kaget dengan mata terpejam dan mulut menganga lebar. Hingga kini aku tak pernah melihat hasil photo itu. (wkwkwkwkwk)

Aku lupa bagaimana Yudha menyatakan cintanya padaku hingga kami resmi jadian, yang aku ingat kami jadian disaat-saat menjelang kenaikan kelas tiga dan dia akan lulus dari sekolah SMPku. Pernah suatu hari dia mengajakku kerumahnya, rumahnya dekat sekali dengan sekolahku dan dirumah itu tidak ada siapa-siapa selain kami berdua. Dia mengajakku kekamarnya yang berada di depan dekat dengan pintu keluar. Aku melihat-lihat isi kamarnya, kamarnya rapi dan bersih, terdapat sketsa-sketsa abstrak menempel di dinding kamarnya.

Sekonyong-konyong dia mendekapku. Aku menarik diri, merasa jengah karena aku belum pernah satu kalipun dipeluk orang dalam hidupku bahkan orang tuaku sendiri. Dan... tiba-tiba bibirnya mendarat di bibirku, aku refleks menghindar jadi dia hanya mendapat ciuman sekilas, tapi bibirnya berasa di bibirku. Ini juga pengalaman pertamaku, the first kiss. Tapi aku menanggapi ciuman pertamaku itu dengan buruk. Aku langsung keluar pintu dan pulang dengan linglung. (hahaha pengalaman the first kiss yang lucu banget deh).

Setelah kejadian the first kiss itu aku tak pernah mau lagi ke rumahnya dan pengalaman ciuman itu cukup hanya di situ saja. Beberapa hari menjalin cinta monyet dengan Yudha, aku mulai merasa bosan. Mulailah aku memasang rencana menghindari Yudha, dia sering mencari-cariku tapi aku menghindar. Dimana aku melihat dia, aku pasti mencari cara untuk menghilang dari pandangannya. Hahaha ironis sekali, pendekatan yang panjang hampir dua tahun tetapi saat sudah menaklukkannya aku malah menjadi bosan dalam waktu singkat.

Yudha lulus sekolah SMP dan aku naik ke kelas tiga. Aku lega karena sudah tidak perlu menghindarinya lagi.  Mungkin dia sudah bosan dengan sikapku yang sering menghindarinya, dia mulai  pendekatan dengan cewek lain di sekolah barunya di SMA, kebetulan sekali cewek itu adalah saudara teman sekelasku. Aku mendapatkan laporan dari temanku mengenai Yudha dan saudaranya. itu jadi lebih baik bagiku untuk memutuskan hubungan kami. Akhirnya surat putus cintapun kulayangkan dengan nada menuduh dan melekatkan kesalahan padanya. Kamu bersalah! Kamu berkhianat! Kita putus saja! Titik! Itu inti suratnya, tapi tidak persis seperti itu sih, suratnya amat panjang, aku menulisnya dengan bangga karena isinya sangat menyentuh dan kata-katanya amat puitis. Beberapa temannya yang juga berteman denganku juga membaca isi surat itu. Coba seandainya surat itu ada arsipnya seperti di kantor-kantor, hahaha bakalan masuk majalah remaja tuh.

Bersambung.......

Ditulis di Semarang, 17 Februari 2011

Photo Alam Jawa Tengah

Lokasi Taman Nasional Gunung Merapi Tahun 2010 Jogjakarta
Lokasi Taman Nasional Gunung Merapi Tahun 2010 Jogjakarta
Lokasi diatas tower Taman Nasional Gunung Merapi Tahun 2010 Jogjakarta
Lokasi Taman Nasional Gunung Merapi, Kali Kuning Jogjakarta tahun 2010
Lokasi Taman Nasional Gunung Merapi, Kali Kuning Jogjakarta tahun 2010
Lokasi Taman Nasional Gunung Merapi, Kali Kuning Jogjakarta tahun 2010
Lokasi Candi Prambanan, Jogjakarta, tahun 2010
Perjalanandari Semarang ke Jogjakarta tahun 2010
Lokasi Candi Prambanan, Jogjakarta, tahun 2010
Lokasi Candi Prambanan, Jogjakarta, tahun 2010
Perjalanan dari Semarang ke Jogjakarta tahun 2010
Kali Kuning, Jogjakarta tahun 2010
Lokasi Pantai Marina, Semarang tahun 2011














Selasa, 28 Februari 2012

Angel Bersayap Kelabu


Dia, pernah hadir di hidupku
Memberikan selembar kertas putih
Serta pena untuk ku menorehkan sedikit cerita
Ya... Hanya untuk sedikit cerita, tidak banyak

Dia, pernah memberikanku crayon
Untuk mewarnai kertas putih itu dengan pelangi
Walau hanya beberapa warna, pelangi itu nampak indah

Dia, pernah mengulurkan tangannya saat ku terjerembab jatuh
Mengusapkan air mataku saat ku menahan perih luka jatuh itu
Dan memberikanku sebuah lollypop manis
Agar aku berhenti terisak dan mulai tersenyum

Kini, dia melambai...
Mengucapkan sayonara
Kemudian, dia berlalu seraya berkata
"Semoga kelak berbahagia..."
Dan,
Diapun terbang menjauh dari duniaku

Kotabaru, 27 Feb 12, 23:20 wita. My house. Share by ANISA

Embun Dipagi Hari

Adakah yang tahu
Bahwa aku sedang sedih
Bahwa aku sedang gundah
Bahwa aku sedang …………..
Ugh tak dapat kulukiskan dengan kata-kata

Hei kau!
Bisakah kau hibur aku?
Bisakah kau usir sepiku?
Bisakah kau isi hampaku?

Embun……
Resapi aku……
Masuklah kepori-poriku
Sejukkan hatiku
Bersihkan pikirku dengan airmu
Biarkan kunikmati nafas itu
Rengkuhlah aku….. Hei bahagia….!!!
…..aaaaaakkkkkhhhhh……!!!!

Semarang, 08 February 2011

Sapa Aku Jika Kau Melihatku

Sapa aku jika kau melihatku
Jangan biarkan aku termenung dalam lamunanku
Sebut namaku jika aku tak menoleh
Jangan biarkan aku larut dalam kesenyapan
Tepuk pundakku jika aku tak bergeming
Jangan biarkan aku tenggelam dalam kegelapan
Ajak bicara jika aku tak berkata-kata
Jangan biarkan aku terpaku bisu
Inilah aku……….
Sebuah patung monument di tengah jalan
Menatap kosong di keramaian

Semarang, 8 February 2011

Inner Beauty?

Apa iya aku seperti yang kau pikirkan?
Mungkin iya
Tapi, sebaiknya kau kenali dulu aku

Apa benar aku seperti yang kau katakan?
Mungkin benar
Tapi, Alangkah baiknya kau yakinkan dahulu

Apa salah aku rasa kau memang benar?
Mungkin….. salah
Mungkin….. benar

Kurasa
Aku tak sebaik yang kau pikirkan
Juga
Tak secantik yang kau katakan
Tapi
Aku akan melakukan yang terbaik untuk diriku
Berusaha
Menjadi baik dan cantik dari dalam


(Well, bagaimana dengan Anda???)

Ditulis di Semarang, 14 February 2011

CER-MIN : Pria Masalalu

Cerita Mini ini hanya fiktif, jika ada kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan, dimaklumi ya... namanya juga fiksi...

“Pernahkan kau merasa terusik oleh seseorang dari masalalumu? Jika ‘ya’, kau mengalami hal yang sama dengan Mia. Itu mungkin yang dinamakan CLBK”

Mia tanpa sengaja menemukan nama seseorang di daftar nama orang yang mungkin dikenal dalam facebook-nya. Mia penasaran ingin memastikan apakah benar nama dan photo yang terpajang itu adalah teman lamanya. Mia mengklik ‘info’ di profile cowok itu, namun sayang tidak banyak info yang tercantum disana. Kemudian Mia mengklik kata ‘tambahkan sebagai teman’. Mia menutup facebook dan melanjutkan pekerjaan yang sudah menumpuk di mejanya.

Mia wanita mandiri yang hidup dirantau orang. Menjalani aktivitas bekerja dan kuliah, mia baru saja menyelesaikan kuliahnya setahun yang lalu. Mia sudah memiliki calon suami dan sudah bertunangan selama satu tahun. Karena masing-masing kesibukannya, Mia dan tunangannya jarang sekali menikmati masa-masa seperti masih berpacaran dulu. Mia mulai merasa tidak bahagia lagi.

***

Mia merebahkan tubuh lelahnya di dipan kecil yang cukup empuk. Hari-harinya mulai dirasakan membosankan setelah tidak lagi menjadi mahasiswa. Teman-teman kuliahnya sudah jarang di lihatnya karena kebanyakan teman-temannya juga perantau dan setelah lulus mereka pulang ke kampung halaman masing-masing, sedangkan Mia masih harus tetap tinggal karena dia sudah memiliki pekerjaan tetap disini.

Iseng Mia membuka laptopnya untuk mencari-cari bacaan gratis di internet, sambil browsing Mia juga membuka facebook-nya. Terpampang pemberitahuan pertemanan telah di konfirmasi. Tak lama kemudian cowok itu mengirim chatt di bar chatt Mia. Ternyata cowok itu memang Adul teman lamanya. Mulailah mereka chatting dan saling menanyakan semua hal yang mereka alami masing-masing selama ini.

Satu bulan berlalu, Mia dan Adul semakin akrab di chatting. Adul mulai memberikan sinyal-sinyal bahwa dia menyukai Mia, padahal Adul tahu kalau Mia sudah punya tunangan dan akan segera menikah. Mia juga mulai merasa makin terhibur dengan adanya Adul.

Teman-teman masa sekolahnya mengadakan reuni di kampung halamannya. Mia memutuskan akan menghadiri reuni itu, kebetulan dia belum mengambil cuti di kantornya.

Pesta reuni mewah berjalan khidmat. Mia dan Adulpun bertemu disana. Tak hanya mereka berdua, semua teman-teman saling melepaskan kangen karena sudah sangat lama mereka tidak bertemu. Mia tak menyangka perasaannya dulu saat beranjak remaja masih membekas dan mulai membayanginya lagi setelah kehadiran Adul di hidupnya. Dulu, dulu..... sekali, dimasa SMPnya, Mia pernah menyukai Adul, namun perasaannya tidak kesampaian, Mia bertepuk sebelah tangan. Dan kini, setelah dewasa disaat Mia akan segera menikah, Adul sepertinya menunjukkan rasa sukanya pada Mia.

Mia sepertinya tak ingin kembali ke dunia kesibukannya dikota tempatnya bekerja. Dia ingin terus berada di kampung halamannya dan membiarkan dirinya larut dengan perasaannya. Mia tahu itu tindakan yang tidak benar, itu adalah sebuah kesalahan, suatu hal yang tidak termasuk di dalam agendanya. Selama ini hidup Mia teratur, ia selalu mengikuti alur sesuai dengan daftar agendanya. Tapi kini, dia membiarkan dirinya melenceng dari agenda dan melakukan hal yang dianggapnya salah. Membiarkan dirinya semakin dekat dengan Adul, lelaki masalalunya dan membiarkan masadepannya berantakan.

Mia mengundurkan diri dari jabatannya di kantor.
Dan..... meninggalkan calon suaminya.

Apa yang Mia lakukan?????

Dia mencari pekerjaan baru di kampung halamannya dan mempersilahkan Adul masuk dalam kehidupannya.......

Ditulis di Semarang, awal Maret 2011

CER-MIN : Midnight Sun Untuk Mayang

Katanya dia memikirkan aku, katanya dia kangen aku, tapi sekarang dia malah begitu. Ukh kesal. Kenapa sih kami harus di pertemukan lagi, pertemuan itu kan pasti ada alasannya. Apa maksudnya Allah mempertemukan kami lagi. Arg! Aku bisa gila jika seperti ini terus. Mengapa dia selalu berkeliaran di pikiranku hingga membuatku pusing, kepalaku tambah mumet, cenat-cenut. Dia nggak mau hilang dari pikiranku.

Mayang menggerutu dalam hatinya. Dia kesal tidak bisa tidur semalaman ini. Tubuh lelahnya memang terbaring, tapi matanya masih tetap terbuka tajam. Berulang kali dia membalikkan badan ke kanan dan ke kiri, tengkurap dan telentang, tetap saja tidak bisa tidur. Dia mencoba menutup mata, tapi otaknya tidak mau beristirahat, selalu saja pria itu berwara-wiri di otaknya. Padahal Mayang sudah banyak masalah dalam hidupnya, malah pria itu membuat Mayang semakin tak karuan.

Jam yang menempel di dindingnya menunjukkan pukul dua lewat tiga puluh lima dini hari. Mayang telah menyerah dengan usahanya untuk menidurkan diri dan pikirannya. Mayang kemudian beranjak dari ranjangnya dan mulai menuju kamar mandi. Mayang menampung air keran di kedua tangannya dan mengusapkan pelan ke wajahnya. Kemudian ia membasuh lengan kanan dan kirinya, mengusapkan air ke ubun-ubunya, mengusap telinga kanan dan kirinya dan terakhir membasuh kaki kanan dan kirinya, masing-masing sebanyak tiga kali. Ia sedang berwudhu.

Mayang kembali ke kamarnya di lantai dua. Mengelar sajaddah menghadap kiblat dan memasang mukena ke tubuhnya, ia memulai sholat malamnya. Baguslah apa yang dilakukan Mayang, ketika dia tidak bisa memejamkan mata untuk melelapkan dirinya dalam tidur, ia menggantinya dengan sholat malam menghadap yang kuasa dan mengadukan apa yang sedang terjadi padanya hingga dia tidak bisa tidur malam itu. Bonusnya ia juga meminta apa yang hendak ia capai dan inginkan selama ini.

Mayang berdoa dan mengadu pada Allah SWT sambil berlinang air mata. Mulutnya yang berucap terasa bergetar. Matanya memerah sembab diiringi hidungnya yang memerah mulai berair juga. Mayang menyadari bahwa masalah yang di hadapinya adalah cobaan dari Allah SWT, makanya ia dengan kesungguhan hati berusaha ikhlas. Namun Mayang hanyalah manusia biasa bukan Nabi ataupun Malaikat yang berhati mulia.

Mayang tak berhenti di akhir doanya, ia kemudian membuka sebuah buku Yasin dan mulai mengumandangkan ayat-ayat tersebut. Ia terbiasa melantunkan ayat-ayat itu dikala ia sedang gundah dan sedih, Surah Yasin itu akan membantunya melegakan hatinya.

“Alhamdulillah...” Maya berujar sambil mengelus dadanya dengan telapak tangannya setelah ia selesai membaca Surah Yasin. Pikirannya kini mulai merasa lebih baik.

Pukul empat kurang dini hari, Mayang merebahkan tubuhnya lagi diranjang dengan rileks, Mayang mulai merasa matanya berat dan akhirnya Mayang terlelap. Pria itu memang sudah tak menggangu pikirannya, tetapi pria itu kini malah hadir lagi di dalam mimpinya. Meski itu hanyalah sebuah mimpi, namun Mayang bisa mereguk kebahagiaan sekejap dalam jiwanya. Mayang tidur dengan wajah cerah dan bibir yang tersenyum.

The End....

Ditulis di Semarang, Awal Maret 2011

Dia Didalam Mimpi Ia

Selasa…
Ia terjaga dari tidurnya
Ia termangu mengingat mimpinya semalam
Ia tak tahu mengapa Dia hadir dalam mimpi Ia
Ia bersandar di sebuah kursi penonton yang entah bioskop
Si Dia yang menjelma menjadi dua tiba-tiba datang dan duduk di samping Ia
Dia yang satu duduk di samping kanan Ia
Dia yang satu lagi duduk di samping kiri Ia
Ke dua Dia itu sama-sama sedang bermuram durja dan sedih
Dia merasa iri dan cemburu
Kemudian…
Dia yang di kanan mulai menjauh dan perlahan pergi dengan sedih
Namun…
Dia yang di kiri malah duduk merapat pada Ia
Dia ini tidak ingin menyerah, akan terus berada disamping Ia
Dan tak perduli dengan yang lain

Nyata…
Pagi yang terasa dingin menembus kulit Ia
Suara SMS membangun Ia dari lamunannya
Ia tersentak melihat satu nama tercantum di layar HP
Ada rasa deg-degan di jantung Ia ketika akan membaca SMS itu
Ia merasa seperti ada tali empati yang tersambung
Entah mengapa itu bisa terjadi, padahal selama ini Ia tak pernah memikirkan Dia
Ia lega, membaca tulisan di layar HP
Dia menyapa Ia dengan berbeda
Ia dapat merasakan hal itu

Ditulis di Semarang, 04 Maret 2011
Mimpi itu hadir di tanggal 01 Maret 2011

Jiwa Hampa Tak Terisi

Ruang ini sepi
Tak ada suara-suara
Hanya benda yang bergerak-gerak
Kucoba berkata-kata
Percuma
Kata-kataku hanya akan membuatku tersedak
Lelahnya hatiku bertahan
Hidup bersama patung yang bisu

Sepinya hati ini
Tak ada warna yang menghiasi
Patung itu seperti robot
Sikapnya kaku dan kadang kasar
Acuh tak acuh, tak perduli denganku
Tak hanya jiwaku yang sakit
Tubuh lelah inipun mulai rapuh

Oh… jiwaku yang hampa…..
Akankah kau terisi indah
Lama jiwaku menunggu si patung mengisinya
Namun si patung tetaplah patung
Tak ingin berusaha menjadi manusia pengisi jiwa hampaku

Ditulis di Semarang, 04 Maret 2011

Beku

Tak lagi cinta
Hanya perduli yang bisa kuberikan
Salahmu membuatku begini

Tak lagi bahagia
Hanya mengikuti aliran air yang mengalir
Hanya mengikuti angin yang bertiup
Hanya melakukan apa yang harus di lakukan
Salahmu membekukan hatiku

Kau tak bisa menjadi matahariku
Menerangi hariku atau mencairkan beku hatiku
Memberikan nutrisi pada bungaku agar tak layu
Mengeringkan bumiku yang telah basah

Kau tak bisa menjadi bulanku
Menghiasi malamku atau membuai mimpiku
Kau diam tak melakukan apa-apa
Mengapa??? Oh… mengapa???

Ditulis di Semarang, 4 Maret 2011

Kerinduan Hati

Tanah ini lapang, namun tak ada rumput yang menghiasi
Tumbuh disana sebuah pohon kokoh yang rindang tak berbuah
Sang penggembala yang lewat tergoda untuk singgah melepas lelah
Sang penggembala duduk bersandar pada batang pohon itu
Menghirup nikmatnya oksigen yang di keluarkan oleh si pohon
Sementara, hewan gembala menyaksikan tuannya yang mulai terlelap
Pohon memberikan perlindungan dan oksigen pada Sang penggembala
Tapi Sang penggembala meninggalkannya setelah puas beristirahat
Kini pohon kokoh itu sendiri lagi di tengah tanah lapang yang merah

Ditulis di Semarang, 05 Maret 2011

Kangen

Rindu ini untukmu
Bagai gurun merindukan hujan
Bagai pengembara merindukan oase
Bagai tanaman hampir layu
Bagai bunga menunggu kumbang
Bagai puasa dahaga akan air
Bagai perut yang kelaparan
Bagai ikan hidup didarat
Bagai bisa yang meracuni darah

Hai… pemilik rindu
Berikan penawar itu untukku…

Semarang, Pagi 06 Maret 2011 di rumahku

Janji

Sebuah janji telah terucap
Mengucap tulus dari hati
Terlihatkah tulus janji itu?

Janji ku ucap
Berbalas dengan janjimu
Janji dan asa yang sama
Ingin pun begitu…

Janji buatku sabar…
Membekukan rasa benci
Meski dapatkan kecewa, tak bisa hadirkan benciku

Kau bagian dari senyumku
Bahagiamu adalah bahagiaku
Sedihmu juga sedihku
Jika kau ingin melihatku terus tersenyum,
Maka berusalah untuk bahagia
Bersamaku…

 Banjarmasin, 22 April 2011, 12:00 Wita

Berharap Bayang Itu Tak Semu

Indah itu mengamatiku
Berlahan, berjalan mendekat
Meski ia tahu ada penghalang didepan
Yang bisa saja menghentikan langkahnya

Aku menyerah padanya
Membiarkannya masuk menghapus dinding penghalang itu
Membiarkan indah itu mendekapku erat
Merambat kedasar hatiku
Menutupi lubang hitam yang koyak

Saat ku terbiasa padanya
Mengapa indah itu mendingin
Tak sehangat saat itu
Secepat inikah ia kan berlalu
Tinggalkan lubang hitam yang belum sempurna tertutup

Banjarmasin, 22 April 2011, 22:05 Wita

Masih Tentangmu

Mencintaimu...
Menatap matamu yang memancarkan cinta padaku
Itulah yang kuyakini tentang perasaanmu
Bahwa cintaku tak bertepuk sebelah tangan
Namun, engkau begitu sulit untuk kugapai

Mencintaimu kembali...
Setelah terpisah jarak dan waktu yang teramat panjang
Masih kuyakini kau mencintaiku meski hatimu telah terbagi
Aku masihlah orang yang sama seperti dulu
Terus mengejarmu tanpa perdulikan keadaan
Bahwa kau tetap tak bisa kumiliki

Mencintaimu selalu...
Itulah yang kuyakini tentang hatiku
Bahwa aku takkan bisa berpaling darimu
Bahkan setelah kutahu kau telah milik orang lain

Cinta ini membunuhku...
Dan hanya cinta ini juga yang bisa membangkitkanku dari kematian hati
Semua, masihlah tentangmu...

Banjarbaru, Sabtu, 24 September 2011, 11:25 Wita

Elegi Senja

Aku... Diam dibatas kota
Menatap kosong dipegunungan nan jauh
Senyap...
Tak ada suara-suara
Yg terdengar hanya hembusan nafas beratku
Aku lelah...
Jiwa...
Pun demikian ragaku...
Meski begitu
Garis hidup sudah tertulis
Jalani walau terasa berat
Sarat beban & air mata
Aku masih tetap bertahan...

Kotabaru, 11 Februari 2012, 18:15 wita, Rumahku

Menghapus Jejakmu

Aku menemukanmu...
Tapi kau tak dapat melihatku
Aku tersamarkan oleh topeng dirinya
Wajahku...
Gerakku...
Sikapku...
Dan nyaris semua didiriku...

Aku menemukanmu....
Berada tepat disampingmu
Mencoba membuka hati
Dan melupakan ego...
Merangkulmu tanpa melihat sosok dibelakangmu

Kini...
Jejak yang kau tinggalkan bersama kenangan manis
Menjadi wallpaper disegala pandanganku
Tanganku mengibas mencoba menjauhkannya
Kenangan... hanya tinggal kenangan....

Kotabaru, 17/02/12, 17:00 Wita, My Office

Mencari Jejakmu


Jejak kaki dipasir ini,
Adalah jejak langkahmu
Saat kau berjalan disampingku
Membentuk sederet barisan kaki yg tersusun indah
Berlomba dengan jejak kakiku yg kecil

Pantai ini lengang
Tenang
Cerah
Dan sejuk
Angin menyelimuti hatiku hingga gemetar
Aku berdiri kaku di bibir pantai
Menggenggam seonggok karang berbentuk hati
Dan...
Hati itu kulempar kelaut sejauh yang kubisa

Jejakmu yang kutemukan disini
Tak mampu ku pungut untuk kubawa pulang
Karena bulir-bulir pasir ini
Menembus disela-sela jemariku
Tertiup angin...

Kotabaru, 15 Februari 2012 14:50 Wita, My Office